Tunggakan Terbayar, Keren Tenang Hadapi Ujian

Keren Harpukh akan menghadapi ujian tengah semester pada 22-26 September 2025. Secara akademis, siswa SMK Tunas Multi Raya (TMR) jurusan DKV ini cukup siap. Namun dia sempat cemas karena masalah finansial.

Ketentuan mengikuti ujian tengah semester antara lain melunasi SPP, uang praktik, dan membayar uang ujian. SPP sudah terbayar karena perempuan berusia 17 tahun itu menerima beasiswa dari sekolah hingga kelas XII. Namun, beasiswa itu belum termasuk uang praktik.

Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Sintua Levi ini memberikan beasiswa kepada banyak siswanya, bukan hanya Keren. SMK TMR juga tetap mengizinkan siswa mengikuti ujian meski ada tunggakan.  

Keren menghubungi Sisi Baik Project untuk mengajukan permohonan bantuan Patungan SPP. Kepada tim Patungan SPP, Keren mengirimkan data tagihan sebesar Rp1.000.000,- yang terdiri atas uang praktik Januari-Agustus 2025 (Rp800.000,-), daftar ulang kelas XI (Rp100.000,-), dan uang OSIS (Rp100.000,-).

Ibu Keren, Tuty Margaret Sirait, mengatakan sumber pemasukan keluarganya hanya dari penghasilan suaminya, Jamson Manurung, sebagai supir angkot D02. Penghasilannya tidak menentu. Kadang bahkan tidak cukup untuk membayar setoran angkot.

Tuty bersyukur Keren anak yang pintar di bidang akademik sehingga ada pihak yang memberikan beasiswa sejak kelas IX. Kendati demikian, tidak semua biaya sekolahnya ditanggung. Beasiswa yang diterimanya menanggung pembayaran SPP.

Latar Belakang Keluarga

Keren adalah satu-satunya anak perempuan dari empat bersaudara. Kakak pertamanya, Imanuel Kevin Manurung, sudah berkeluarga dan tidak lagi tinggal di Kampung Sawah. Kakak keduanya, Abib Otniel, sudah berusia 23 tahun tapi tidak bekerja karena tuna rungu.

Adik Keren, Albert Pardomoan Manurung (14 tahun), menderita intelectual disability. Tuty bersyukur anak bungsunya bisa bersekolah gratis di Rumah Didik Anak Istimewa Depok. Saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan seminggu sekali, setiap Sabtu pagi, di Perpustakaan Kota Depok. Ini adalah lokasi sementara, menunggu pembangunan sekolah permanen di lahan bekas SDN Pondok Cina 1.

Menimbang kondisi keluarganya yang berkekurangan, nilai akademisnya yang bagus, dan aktivitasnya di kegiatan ekstra-kurikuler, Sisi Baik mengabulkan permohonan Keren. Pembayaran tunggakan dilaksanakan pada Rabu (3 September 2025).

Di SMK TMR, tim Patungan SPP diterima salah satu gurunya yaitu Eva Natalia Situmorang. Eva menyampaikan apresiasi kepada Sisi Baik yang sudah membantu meringankan beban siswanya.

Dalam kesempatan itu, Eva juga menyampaikan bahwa pihak sekolah menghapuskan iuran OSIS mulai tahun ini. Dengan pertimbangan ini, tim Patungan SPP kemudian memutuskan mengalihkannya untuk membayar uang praktik September 2025.

“Terima kasih Warga Baik dan Sisi Baik yang sudah membantu saya membayar tunggakan sehingga tidak membebani orang tua. Saya jadi lebih tenang belajar dan menghadapi ujian nanti,” kata Keren.

Keluarga Keren Manurung adalah contoh nyata dari perjuangan banyak keluarga di Indonesia dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka di tengah keterbatasan ekonomi. Kisah Keren bukan hanya tentang beasiswa dan tunggakan yang lunas, tetapi juga tentang kegigihan seorang anak dalam meraih cita-citanya.

Related posts:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *