Universitas Negeri Riau (Unri) ramai diperbincangkan setelah disebut menaikkan uang kuliahnya tahun ini. Pihak kampus beralasan bahwa kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun akademik 2024 dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sambil mempertimbangkan kemampuan finansial mahasiswa dan keluarganya.
Perguruan tinggi yang terletak di Pekanbaru ini melakukan peninjauan kembali tarif kelompok UKT bagi mahasiswa baru angkatan 2024 yang diterima melalui Jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) . Peninjauan ini merupakan bagian dari komitmen Unri untuk memastikan bahwa biaya pendidikan tetap adil dan inklusif.
Penentuan UKT di Unri didasarkan pada berbagai parameter, termasuk pendapatan kotor bulanan orang tua/wali, jenis pekerjaan, jumlah tanggungan keluarga, dan beban biaya lainnya seperti tagihan listrik, pemakaian telepon, dan pajak. Hal ini menunjukkan upaya UNRI dalam menyesuaikan biaya pendidikan dengan kondisi ekonomi mahasiswa dan keluarganya.
Perubahan Struktur UKT
Pada 2023, UKT di Unri terdiri atas 6 kelompok. Untuk Program Studi Kedokteran, kelompok 1 sebesar Rp500 ribu, kelompok 2 sebesar Rp1 juta, dan kelompok 3 sebesar Rp6,175 juta. Lalu, kelompok 4 sebesar Rp11, 175 juta, kelompok 5 sebesar Rp13, 6 juta, dan kelompok 6 sebesar Rp 22,4 juta.
Untuk tahun akademik 2024, pihak kampus mengubah struktur UKT menjadi 12 kelompok. Hal ini tertuang dalam Usulan Tarif UKT Unri yang ditandangani Rektor Unri Sri Indarti pada 28 Februari 2024.
Restrukturisasi kelompok memengaruhi tarif UKT. Di Program Studi Kedokteran, terjadi kenaikan UKT dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok UKT jurusan ini berturut-turut menjadi Rp500 ribu, Rp1 juta, Rp4,7 juta, Rp8,4 juta, Rp12,1 juta, Rp15,8 juta, Rp19,5 juta, Rp23, 2 juta, Rp26, 9 juta, Rp30,7 juta, Rp34,5 juta dan Rp38,3 juta.
Secara umum, UKT di Unri setara dengan kampus negeri lain di Indonesia. Berikut adalah perbandingan biaya kuliah lima universitas negeri yang dihimpun Sisi Baik Project.
- Universitas Indonesia (UI): UI merupakan salah satu kampus negeri terbaik di Indonesia. Biaya kuliah di UI bervariasi untuk tiap fakultas dan kelas. Untuk golongan 1, biaya kuliah berkisar antara Rp0 hingga Rp500 ribu per semester. Biaya kuliah mahasiswa Sains dan Teknologi Kesehatan bisa mencapai Rp20 juta per semester.
- Universitas Gadjah Mada (UGM) UGM di Yogyakarta menerapkan sistem UKT yang sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Biaya kuliah untuk golongan 1 sebesar Rp500 ribu per semester, sementara golongan 8 mencapai Rp26 juta. Program studi dengan UKT termurah di UGM adalah Bahasa dan Kebudayaan Korea serta Pariwisata dengan biaya Rp8 juta per semester.
- Institut Teknologi Bandung (ITB): Biaya kuliah di ITB bervariasi tergantung pada fakultas dan kelas. Universitas ini menetapkan lima kelompok Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa program sarjana (S1) dan vokasi yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan seleksi mandiri pada 2024.
- Institut Pertanian Bogor (IPB): IPB memiliki biaya kuliah yang terjangkau. Rata-rata biaya kuliah di IPB berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp6 juta per semester.
- Universitas Airlangga (Unair): Unair di Surabaya juga memiliki biaya kuliah yang relatif terjangkau. Biaya kuliah di Unair mulai dari Rp475 ribu hingga Rp7,5 juta per semester.
Kendala Biaya
Biaya pendidikan yang tinggi menjadi faktor utama penyebab siswa putus sekolah. Berdasarkan data yang dihimpun Katadata, 74% anak usia 7-18 tahun terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tidak ada biaya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa untuk tahun ajaran 2020/2021, rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan sebesar Rp3,24 juta untuk Sekolah Dasar (SD), Rp5,59 juta untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Rp7,8 juta untuk Sekolah Menengah Atas (SMA).
Di tingkat Perguruan Tinggi, angkanya mencapai Rp14,47 juta. Nilainya hampir dua kali lipat dibanding biaya sekolah tingkat SMA.
Tidak heran jika tingkat penyelesaian pendidikan berbanding terbalik dengan biayanya. Menurut BPS, tingkat penyelesaian pendidikan jenjang SD mencapai 97,37%.
Di tingkat SMP, tingkat penyelesaian pendidikan turun menjadi sebesar 88,88%. Tingkat penyelesaian pendidikan di jenjang SMA hanya 65,94%.
Sisi Baik Project berusaha menawarkan solusi untuk membantu siswa yang menunggak SPP dengan menggulirkan program Patungan SPP. Melalui program ini, Sisi Baik Project menggugah orang-orang baik untuk bersama-sama membantu membayar tunggakan SPP.
Leave a Reply