Setiap boga Nusantara memiliki ceritanya masing-masing. Cerita unik tentang filosofi di belakangnya, cara pengolahannya yang unik, dan manfaat yang terkandung di dalamnya, ditampilkan dalam gelaran Art Culinary di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 7-10 November 2024.
Ada embal, singkong beracun khas Kei, yang harus diolah secara benar untuk membuatnya aman dimakan. Ada hanjeli, serealia bebas gluten asal Sukabumi yang bisa membantu menurunkan berat badan. Ada juga teh herbal organik yang bisa membantu menenangkan jiwa.
Paman Jon dari Meramu Cerita, menampilkan oleh-oleh dari petualangannya selama sembilan bulan di Maluku. Salah satu boga lokal yang ditampilkannya adalah embal.
“Tanaman singkong pada umumnya memiliki kandungan sianida. Namun kadar sianida di dalam embal cukup tinggi sehingga berbahaya jika dikonsumsi secara langsung,” kata Paman Jon kepada Sisi Baik.
Untuk mengurangi kadar racunnya, embal diproses menjadi tepung. Proses pengeluaran racun dari dalam umbi dimulai dengan mengupas, membilas, dan merendam. Setelah bersih, embal diparut dengan parutan tangan.
Hasil parutan disaring dengan kain kasa dan kemudian dimasukkan ke dalam alat tekan. Racun sianida ikut keluar bersama air perasan. Pemerasan biasanya dilakukan selama satu malam, hingga parutan embal kering. Tepung yang dihasilkan dari proses inilah yang kemudian diolah menjadi berbagai panganan.
Gustianto “Paman Jon” Prabowo dari Meramu Cerita
“Pengolahan embal ini punya makna sendiri buat orang Kei. Ini adalah bentuk perlawanan tetua di sana untuk menolak lapar. Mereka berusaha mengolahnya singkong beracun ini agar bisa dimakan,” ujar Paman Jon.
Selain memperlihatkan cara mengolah embal, laki-laki bernama asli Gustianto Prabowo itu menampilkan banyak boga lokal asal Maluku ajang Art Culinary. Beberapa di antaranya adalah Gohu Tuna, Sate Tuna, Lelepe’e, Nasi Pulut, Sukun Goreng, dan Rujak Natsepa.
Bukan Main
Visi mempopulerkan bola lokal mendasari gerakan pangan sehat yang dijalankan Nurul dan Wilda dari Bukan Main. “Kami merasa pangan lokal lebih baik daripada makanan olahan industri. Kami mencoba menguliknya untuk mengganti bahan dasarnya dengan pangan lokal,” kata Nurul.
“Di sini kami membawa hanjeli, serealia khas Sukabumi Selatan, tepatnya di Waluran. Kandungan karbohidratnya lebih rendah, sementara kadar proteinnya lebih tinggi dibanding bahan pangan sejenis. Hanjeli bisa menjadi pengganti beras, juga bisa diolah sebagai bahan dasar untuk membuat kue dan mi,” ujar Nurul.
Nurul dan Dokter Wilda dari Bukan Main
Hanjeli bisa membuat orang yang memakannya lebih cepat kenyang dan tahan kenyang lebih lama. Karakteristik ini membantu orang yang mengonsumsinya menurunkan berat badan.
“Kami mengingatkan orang-orang bahwa sumber karbohidrat di Indonesia sangat beragam. Jangan sampai kita amat bergantung pada beras saja,” kata Wilda, yang sehari-harinya adalah dokter umum di sebuah Puskesmas di Sukabumi.
Soulfree Herbs
Buat mereka yang butuh relaksasi di tengah kesibukan bekerja, ada racikan teh lokal yang bisa membantu menghilangkan stress. Soulfree Herbs menawarkan meditative artisant tea yang sengaja diracik untuk membantu memindahkan gelombang otak ke tahap meditatif.
“Kami menggunakan teh berkualitas tinggi yang sudah jarang ada di Indonesia. Ada kandungan senyawa yang sifatnya membantu relaksasi,” kata Caca dari Soulfree Herbs.
“Ada kandungan di dalam daun teh itu efeknya ditingkatkan lagi denga herba akar bunga, buah-buahan, dan palawija gitu,” ujarnya.
Caca mendirikan Soulfree Herbs bersama suaminya, Sofyan Hardiansyah. Sofyan adalah holistic herbalist bersertifikat. Selama kurang lebih 11 tahun, Sofyan berkeliling Indonesia untuk mempelajari herba dari berbagai budaya. Buat kalian yang tertarik mencicipi teh herbal ini, bisa mengunjungi Soulfree Herbs di Jatibening, Bekasi.
Sofyan dan Caca dari Soulfree Herbs
Sofyan memastikan teh racikannya berasal dari kebun yang diolah secara organik. “Agak sulit menemukan kebun yang bebas dari pestisida. Untungnya kami punya mitra petani yang memang melakukan pengolahan secara organik. Salah satunya Rumah Mahika,” kata Sofyan.
Art Culinary di TIM merupakan bagian dari TIM Fest, yang menandai 56 tahun taman budaya kebanggan Jakarta itu. Kegiatan lain di ajang ini adalah pertunjukan musik Betawi Punye Gaye dan parade busana Cikini Fashion Festival (CiFFest).
Leave a Reply