Reni Indah Safitri bisa lebih tenang menghadapi Penilaian Tengah Semester (PTS) di SMK Teknindo Jaya setelah tunggakannya dilunasi tim #PatunganSPP Sisi Baik Project. Dia sempat terancam tidak bisa mengikuti ujian pada medio September 2024 karena menunggak SPP dan biaya lain, total sebesar Rp838.000,-.
Keluarga Reni mengalami kesulitan finansial sejak lima tahun lalu, ketika ayahnya, Aselih, mendadak tidak bisa berjalan. Pak Aselih sempat diduga mengalami stroke. Namun dokter yang memeriksanya tidak menemukan penyakitnya.
“Dokter di rumah sakit bingung karena dari hasil pemeriksaan dengan sinar rontgen dan endoskopi, organnya normal,” kata Yusnani, ibunya Reni, kepada tim #PatunganSPP yang mengunjungi rumahnya di kawasan Ratu Jaya, Cipayung, Depok, Jawa Barat.
“Kami juga sudah mencari pengobatan alternatif tapi kondisi ayahnya Reni tidak kunjung membaik. Kami sudah putus asa. Yang bisa kami lakukan hanya memanggil jasa terapis fisik untuk melatih kakinya yang semakin lemah karena sudah lama tidak dipakai berjalan,” ujar Yusnani yang tak kuasa menahan air mata.
Kebutuhan sehari-hari keluarga didanai oleh dua orang kakak Reni yang sudah bekerja yaitu Randi dan Rendi. Namun, itu pun mencukupi sehingga Yusnani harus sering meminjam uang dari tetangganya.
Lulus dari SMP Ratu Jaya pada 2023, Reni terancam putus sekolah karena keluarganya tidak punya biaya untuk mendaftarkannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Di SMP Ratu Jaya Reni juga punya tunggakan enam bulan SPP, biaya kegiatan akhir, dan biaya perpisahan, total sebesar Rp1.750.000,-.
“Reni sempat bekerja di warung dekat rumah setelah lulus SMP. Dia malu saat teman-temannya yang datang ke warung bertanya mengapa dia tidak lanjut sekolah. Kami beruntung ada kerabat yang berbaik hati memberikan uang untuk membayar uang masuk dan membeli seragam,” kata Yusnani.
“Saya mengingatkan Reni bahwa dia harus berjalan kaki ke sekolahnya karena kami tidak ada kendaraan. Reni bilang siap berjalan kaki setiap hari dan tekun belajar agar cepat lulus dan bisa bekerja,” lanjutnya.
Di tengah berbagai keterbatasan, Reni giat belajar. Remaja kelahiran 19 Mei 2008 itu menempati peringkat 10 dari 21 orang pelajar di kelas X Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) Teknindo Jaya.
Enam Pelajar Terbantu
Sejak Maret 2024, Sisi Baik Project sudah membantu membayar tunggakan SPP enam orang pelajar melalui program #PatunganSPP. Mereka adalah Rafli, Dava, Dhika, Jihan, Fatmawati, dan Reni.
#PatunganSPP menyelesaikan tunggakan SPP Rafli bulan Maret-Juni 2024 di SMP PGRI I Depok, total sebesar Rp1 juta. Dava menerima Rp560.000,- untuk melunasi SPP bulan Mei-Juni 2024 di SMK TI Dwiguna Depok. Jihan, yang baru tahun ini masuk SMK Teknindo Jaya Depok, dibantu melunasi kekurangan pembayaran uang pangkal sebesar Rp670.000,-.
Pada 31 Juli 2024, #PatunganSPP melunasi tunggakan SPP Fatmawati di MTs Al Hidayah Depok sebesar Rp200.000 yaitu untuk bulan Mei dan Juni 2021. Fatmawati pun bisa mengambil ijazahnya yang sempat tertahan tiga tahun.
Pada 10 September 2024, #PatunganSPP membantu Reni melunasi tunggakan SPP dan biaya lain di SMK Teknindo Jaya. Siswa Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) itu sempat terancam tidak bisa ikut ujian jika belum melunasi tunggakan sebesar Rp838.000,-.
Warga Baik yang terpanggil untuk mendukung program #PatunganSPP bisa membeli kaos “Pernah Nunggak SPP” di Tokopedia. Informasi lebih lanjut tentang #PatunganSPP dan program lain Sisi Baik Project bisa melihatnya di sisibaikproject.id, serta Instagram dan kanal YouTube. Sisi Baik Project untuk #PeluangYangSama.
Leave a Reply