Indonesia Bisa Membaca Lepas 11 Siswa

Sebanyak 11 orang siswa meninggalkan sekolah gratis Indonesia Bisa Membaca setelah menyelesaikan tahun ajaran 2024-2025. Pelepasan ditandai dengan acara perpisahan pada Sabtu (7 Juni 2025) pagi.

Jaynudin Hermansyah (7 tahun), Muhamad Alfatir Ramadhan (7), Andre Maulana Ibrahim (6), Michael Alvaro Daeli (8), Cira Jesika Alisyah (6), dan Gregorius Baferly Alus (6) akan melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar di Depok.

Albertus Francis Bahi (6) akan bersekolah di kampung halamannya di Flores, Nusa Tenggara Timur. Richie Rafinsqy (6) berencana pindah ke taman kanak-kanak. Sementara Putri Fahira Natasya (14) dan Hari Irawan (19) akan pindah ke sekolah yang lebih sesuai dengan usianya.

Mereka yang keluar menerima ijazah dan seperangkat alat tulis antara lain buku, pensil, penghapus, dan tas sekolah. Orang tuanya masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar Rp100.000,-. Uang ini diharapkan bisa membantu meringankan biaya masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

Acara berlangsung sederhana namun meriah dengan hiburan tari dan lagu yang dibawakan para siswa dan orang tuanya. Mereka tampak antusias tampil di depan para tamu undangan.

Kepala sekolah Indonesia Bisa Membaca, Tien Suryantini, berharap anak-anak didiknya giat belajar di mana pun mereka berada nanti. “Kalian harus terus belajar yang rajin agar bisa menjadi orang pintar,” kata Tien.

Perpisahan kelas Indonesia Bisa Membaca dihadiri Lurah Ratu Jaya, Bambang Sugiarto, dan ahli fisika dan AI, Dr Kun Wardana Abyoto. Keduanya ikut membagikan ijazah dan perlengkapan sekolah. Kun Wardana menyempatkan diri berdialog dengan para siswa Indonesia Bisa Membaca. “Kalian harus rajin belajar, serta hormati dan sayangi orang tua,” kata pemegang rekor MURI sebagai mahasiswa termuda yang masuk Universitas Trisakti di usia 12 tahun.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *